Rabu, 20 Januari 2016

Yang Penting "Bertarung" Di Pilkada Bolmong

Oleh: Febri Bambuena

Politik di mata masyarakat adalah tempat dimana pengaktualisasi berbagai teori entah itu teori tentang kebaikan,dan teori kebajikan. Kira-kira begitu "politik" menurut "Georg Sorensen" lewat salah satu bukunya yang saya baca.
Makanya hari ini banyak yang bilang bahwa politik itu kotor.
Stigma tentang politik kotor ini, tidak bisa Kita salahkan kepada masyarakat yang salah menilai,karena masrakat hanya menggunakan segala kejadian atau tingkah laku politik parah elit, baik itu benar atupun salah.
Politik kotor itu berarti politik tanpa teori (baik). Teori tanpa aplikatif sama dengan nol. Yang konon di katakan oleh salah satu Senior dan juga jurnalis salah satu media di kotamobagu. Sangatlah tidak etis ketika saya menyebut nama-nya. Dia mengatakan lewat status BBM-nya, bahwa Politik itu tidak butuh Teori.sungguh "Pemberani" dirimu senior. Sampai-sampai anda berani mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya bakalan membuat diri anda kelabakan (misalnya) untuk menjadawab segelintir pertanyaan dari orang-orang  cukup 5w1h saja. Belum juga argumentasi anda itu,akan bisa membuat anda babak belur (Bukan diTinju) untuk menerima berbagai kritikan-kritikan dari parah heters anda yang tidak setuju atas apa yang senior katakan bahwa Politik itu tidak butuh Teori. (Semoga saja tidak).



 Dengan hobi berselancar di medsos ataupun media elektronik. Tentu saja dengan hobi yang saya jelaskan sebelumnya,berarti menyekrol layar ponsel adalah  rutinitas  saya.
Pada suatu malam, sekitar dua minggu yang lalu, tepatnya tggl.01/08/2016. Pertama-tama saya mencoba berkelana di akun Path saya, yang kebetulan berteman dengan salah satu elit politik yang ada di Bolmong Raya, yang kebetulan adalah mantan Walikota Kotamobagu, dan juga sebagai anggota DPRD Kotamobagu saat ini.
Saya melihat DJM mengUpload foto-foto acara Musda (Musyawarah Daerah) DPD II Partai Golkar, Kota Kotamobagu. Yang  juga di senggalarakan  di Garasi tercintanya (Status dari DJM)  rumahnya yang berada di kelurahan Mogolaing. Dan dengan menjelang berapa jam kemudian,DJM,kembali mengupload foto saat itu sudah pelantikan Dirinya, yang telah terpilih Kembali Menahkodai Partai Golkar Kotamobgu (Ini Bahasa Media),terpilih secara aklamasi. Dan tertulis di Komentar Foto tersebut Awal yang baik, begitu ungkap DJM di akun Pathnya.

Sebelum tidur karena jam sudah menunjukan 02:00, membuka berita di Bolmong Raya adalah ganti nyanyian nina bobo' setiap malam. Karena untuk membaca Berita di Media-media online yang ada di Bolmong Raya adalah rutinitas setiap malam yang saya lakukan. Nah dalam segelintir berita yang terpampang dalam satu media Online yang ada di Bolmong raya,ada satu berita yang berhasil mencuri perhatian saya dari berita-berita yang lain.yaitu berita bahwa dimana Djelantik Kembali lagi menahkodai Golkar Kotamobagu dengan Terpilih cara Aklamasi.

(Baca : http://detotabuan.com/2016/01/07/menang-aklamasi-djelantik-resmi-pimpin-golkar-kotamobagu/ )

Yang dimana bahwa aklamasi adalah salah satu proses yang sah-sah saja dalam suatu pemilihan. Akan tetapi dengan terpilihnya Djelantik, ada terindikasi bahwa dimana terdapat kecurangan-kecurangan yang terjadi di Musda tersebut, maka dari itu ada banyak yang menganggap bahwa aklamasi dalam musda Golkar tersebut menjadi sebuah proses yang ILEGAL. Dengan adanya indikasi kecurangan,Kubuh NK, sapaan Akrab Nasrun Koto. Yang di muat juga sebagai berita tersendiri bahwa TIM NK akan menggugat hasil Musda tersebut,dengan alasan ada kecurangan dalam Musda Golkar Kotamobagu. Kebetuluan saya menyimak isi berita itu,bahwa NK,telah memenuhi syarat untuk mencalonkan Diri di Musda tersebut karna NK,sudah mengantongi 30% Suara kader, karena itu adalah salah satu syarat untuk bisa ikut dalam perebutan ketua DPD II Golkar. Tetapi yang menarik bahwa NK ,di nyatakan tidak lolos syarat untuk maju sebagai calon Ketua DPD Golkar Kotamobagu.

( Baca: http://www.okemanado.com/2016/01/08/nasrun-musda-partai-golkar-kotamobagu-sarat-konsprasi/ )

Ah saya rasa, saya sudah keluar dari pembahasan tentang Majunya Djelantik Mokodompit di Pilkada Bolmong Induk nanti. Tapi tidak masalah,karena saya hanya ingin memberikan sedikit sajian cerita tentang Musda Golkar Kotamobagu, sebagai ganti Kopi,Teh,dan Susu kepada pengunjung yang sempat membaca tulisan yang biasa-biasa saja menurut mereka.

Menyoal Pilkada Bolmong yang akan di selenggarakan 2017 nanti. Dengan menghitung secara matematis bahwa jarak antara 2016-2017 sangatlah jauh (Lama). Akan tetapi perhitungan dengan cara  politis, itu adalah waktu yang sangat dekat.
Dalam Menyikapi Pilkada Bolmong Induk nanti. Sudah banyak terdengar Nama-nama  yang masuk dalam Bursa Bakal Calon di pilkada Bolmong nanti, dan di mulai dari berbagai kalangan,Pengusaha,Birokrat,anggota legislatif,sampai dengan Mantan Walikota Kotamobagu, yang ikut serta mendeklarasikan Diri dalam Bursa Bakal Calon nanti.
Karena dalam demokrasi, siapa saja yang memenuhi syarat, maka dirinya berhak untuk ikut mencalonkan diri dalam Pemilihan.
Dari beberapa Bakal calon yang telah menyatakan sikap untuk siap maju di Pilkada nanti, DJM adalah salah satu nama yang di Gadang-gadang, akan Memberanikan diri untuk maju di pilkada Bolmong nanti, Dan akan bertarung dengan beberapa nama seperti, Salihi Mokodongan, yang notabene adalah incumbent Bupati. Yany R Tuuk, yang juga notabene adalah incumbent wakil Bupati,ada juga beberapa nama seperti Limy Mokodompit (Birokrat Papua) Dan Sukron Mamonto (Pengusaha). Itu menandakan bahwa Djelantik Adalah sosok yang Pemberani.
Ia sudah menyatakan Dirinya siap untuk bertarung di pilkada Bolmong, lewat bebrapa acara tertentu.

(Baca : http://totabuanews.com/2015/08/djelantik-terus-didorong-maju-di-pilkada-bolmong )

Mungkin Uyo' ingin pulang membangun dan mengabdi di Daerah sendiri,(Politik pulang kampung), Uyo' sapaan akrab DJM,Mobui Kon Lipu' tontani'. (Uyo pulang kampung sendiri), Entah itu Uyo' sudah tidak mampu lagi bertarung di Kampung orang,lalu  pulang di kampung sendiri,itu saya tidak tahu.Karena ia (Djelantik) yang Notabene adalah asli Desa Lolan, dan Lolan adalah salah satu Desa yang masuk di Bolmong Induk.

Setelah Pilkada serentak 2015, Pilkada Boltim adalah salah satu pikada yang sering di Bilang pilkada bebas dari "Money Politik", Jika benar politik Boltim Tanpa Uang, Maka dari itu,Kotamobagu,Bolmong,Bolsel,dan Bolmut. Harus belajar dari Pilkada Boltim.

Yaah kembali lagi ke Pilkada Bolmong Induk nanti. Ada salah satu Statmen dari  DJM,yang harus/perlu kita garis bawahi. Dalam statmen Beliau,Bahwa Dirinya turut mengapresiasi Pilkada Boltim yang tanpa "Money Politik". Dan Dirinya,menginginkan apa yang terjadi di pilkada Boltim akan terjadi juga di Pilkada Bolmong Induk Nanti,yaitu bebas dari "Money Politik". Secara tidak langsung bahwa Dirinya ingin menerapkan pilkada Bolmong Induk, sebagai pilkada tanpa Uang.
Semoga apa yang di sampaikan oleh DJM,adalah niat yang baik yaitu ingin memperbaiki cara Demokrasi di Bolmong induk.
Akan tetapi statmen dari Beliau tersebut, banyak menimbulkan berbagai macam Persepsi, mulai dari kelompok masyarakat,elit politik,mahasiswa,dan Akdemisi. Dalam hal ini ada yang menanggapi statmen tersebut dengan cara  Positif dan ada juga yang menanggapi dengan Negatif.
Kami sangat berharap,Niat dari Isi statmen tersebut begitu baik bahwa ingin memperbaiki demokrasi,dan semoga apa yang di katakan oleh Beliau, adalah murni pilihan sadar Beliau, dan semoga pilihan untuk politik tanpa uang adalah pilihan Rasional Beliau (Mimpi di siang bolong).Bukan karena Beliau tidak memiliki modal untuk "Money politik" (Misalnya), lalu kemudian menjadikan "Monet politik" sebagai masalah, dan menjual-jual Pilkada Boltim sebagai alat politik. Dan jikalau Beliau memiliki modal Banyak (Misalnya), semoga Beliau akan tetap menjadikan "Money Politik" sebagai masalah (Lawan), dan menganggap itu sebagai kejahatan dalam Demokrasi.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar