Minggu, 17 Januari 2016

Obat Rindu untuk Githa

Detik menjadi menit,menit menjadi Jam,jam menjadi hari,hari menjadi minggu,minggu menjadi bulan,bulan menjadi  tahun. Bukankah menunggu dan menemani perubahannya waktu adalah Rutinitas yang saat ini kita jalani Sayang ?.

Tidak terasa cinta kita semakin dimakan lahap waktu. Dan kita hanya bisa diam dan patuh terhadap dia (waktu),ketika dia seenaknya mengukur dan menentukan kapan kita akan bertemu ?, ataukah kita harus memberontak terhadap jarak/waktu sayang ?.
Semakin bahaya jika cinta kita hanya akan di serahkan begitu saja kepada "Belanggu Jarak dan waktu".

Begitu bodoh diri kita jika cinta kita dibiarkan di bawah gelombang "jarak", dan kita hanya seperti bangkai yang tak bisa berbuat apa-apa terhadap arus sayang. Entah itu dia akan membawah cinta kita menuju akhir "Pernikahan" ataukah akhir yang selama ini kita takuti "Kehancuran".


Sayang,ketika saya mencoba bernostalgia dengan yang namanya (Masalalu).Saya,teringat bahwa dimana pada saat itu kita terjebak seperti antara langit dan bumi, yang ketika  "Jarak" menjadi sebuah Keharusan pada waktu itu.

Rinduu !!!
Dan Rindu dalah musuh  bebuyutan kita. Yang dimana rindu sebagai Polisi Cinta, Dan kita berdua sebagai tawanan. Rindu datang seenaknya,kemudian menggeledah kumpulan-kumpulan masa lalu, dan menjadikan itu sebagai barang bukti untuk menghukum kita,lalu menjerumuskan kita di Muarah Kerinduan.


Jarak !!!.
Jarak harus kita musuhi karena jaraklah yang menjadikan kita sebagai "Tawanan Rindu".  Jarak mampu membuat kita tak bisa berbuat apa-apa, dan membawa kita  seakan terjebak pada muarah kerinduan,yang acap kali selalau mencoba meloloskan dari muarah itu hanya untuk menantikan sebuah Pertemuan.

Dan waktu,seakan menjadi seperti penyakit yang terus menyiksa diri ini yang menunggu kapan saya akan sembuh ataupun mati.
Waktu telah mampu Mengotak-katik jiwa kita sayang. Waktu tidak pernah memberikan kepastian kapan kita akan melepas kerinduan ataupun bebas menjadi tawanan Rindu.

    Sampai pada dimana kita hanya berpasrakan diri, dan menjadi budak sementara  yang belum tahu kapan unjung-nya.kepada : Tuan Raja "Jarak",Tuan Putri "Waktu", dan Prajurit,penegak hukum "Rindu".

Sayang, mari kita mengerjakan lagi "Belanggu Rutinitas" Minum obat kerinduan yang kita ciptakan. Engkau masih ingat kan dengan obat-obat itu sayang ?.

Jika jarak/waktu,membuatmu kesunyiaan, maka jadikanlah manis cinta kita sebagai penghibur.

Jikalau Rindu meyerang dirimu, maka jadikanlah  pertemuan sebagai sebuah keharusan.

Saya yakin bahwa persediaan obat rindu (cinta) kita masih cukup dan akan mampu membuat kita sembuh (bahagia),pada waktu yang telah kita sepakati yaitu  pada saat kita di halalkan nanti  dengan proses "Pernikahan".***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar