Berbicara baper (bawah perasaan), saya rasa hampir semua masyarakat Indonesia sudah tahu dan paham dengan wacana baru ini, yang paling saya sesali Amerika dan sekutunya mampu memanfaatkan wacana ini dengan mengirimkan foto dan berita hoax lewat bom massal kekinian iaitu media. Terpengaruhlah mereka (kelompok baper),mulailah mereka menyesatkan orang yang bersebrangan pendapat dengan mereka. Orang-orang seperti ini paling banyak ditemukan di Facebook.
Tulisan ini berupaya untuk menunjukan bahwa akar segregasi identitas orang ataupun kelompok yang membela pemrintah Suriah disebabkan adanya dua kesalahan utama bernalar dari orang atau kelompok yang kontra terhadapnya. Dua sesat piker ini adalah Argumentum ad ignorantiam dan Argumentum ad populum. Kesalahan ini berpengaruh pada pra-kondisi kelompok kontra pembela pemerintah Suriah yang saat ini di pimpin oleh; Basar Assad.
“Berbeda” merupakan kata yang diterjemahkan dari ketiadaanya dalam konsesus nilai dan norma yang melekat dalam pikiran masyarakat. Sehingga,sekelompok tertentu bersama sekumpulan masyarakat itu sendiri akan menjadi semacam organisme pemindai atas apa-apa yang tak terdefinisikan atau tercantum dalam lingkar norma yang telah disepakati.
Ini adalah fenomena pada kelompok pembela pemeritah Suriah. Hanya karena kesepakatan kolektif di antara kelompok masyarakat bahwa apa yang di tampilkan oleh media Seperti BBC dan CNN adalah sesuatu yang mutlak, maka berita ataupun pandangan di luar itu adalah hal yang “berbeda” dan di anggap sesat. Dan cocok di sematkan kepada pemikiran seperti itu ialah gagal paham, dan gagal melihat realitas lain. Ayolah kawan,mari kita menenjalangi kesalahan berpikir kita yang seprti itu. Cobalah menerima realitas lain yang di luar pemahaman kita.
Argumentum ad Ignoratiam
“Tong kosong berbunyi nyaring” merupakan pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kesalahan berpikir jenis ini. Pribahasa itu dapat ditafsir sebagai sebuah fenomena orang yang banyak berbicara namun tak ada pengetahuan dalam otaknya. Konteks “tidak ada isi” itu merujuk pada absenya satu pengetahuan yang dapat di jadikan landasan perspektif untuk berbicara. Kosong.Argumentum ad ignoratiam mengindikasikan adanya wujud ketidaktahuan yang mendalam akan sesuatu hal (Adian dan Herdito,2013) pertanyaan saya sederhana, seberapa fasih pegetahuan kalian tentang konflik yang terjadi di Kota Aleppo,Suriah,itu sendiri ?Saya kembali bertanya, apakah pembenci Permintah yang di pimpin Basar Al-Assad benar-benar paham hakekat ontologis yang terjadi di Aleppo saat ini ? apakah kalian sudah memiliki berita pembanding terhadap apa yang kalian tonton dan baca saat ini ? saya yakin se-yakin-yakinnya pasti belum.
Argumentum ad populum
Selain karena ketidaktahuan, popularitas isu tertentu dapat membuat seseorang tidak dapat berpikir sama sekali dan menyerahkan pendapatnya secara terang-terangan dengan mengikuti pendapat yang paling banyak diucapkan atau diyakini banyak orang.padahal,popularitas tidak dapat dijadikan alasan untuk membenarkan sebuah klaim (Adian dan Herdito,2013). Yah, terlalu cepat tersugesti simpelnya.
Ada beberapa situasi yang akan membuat kondisi ini mempengaruhi banyak orang. Pertama ,dari siapa dan bagaimana suatu informasi itu disebar ke public. Max Waber pernah berbicara jika mereka tidak lagi tunduk dengan senjata, maka gunakanlah Kharisma untuk membuat mereka tunduk. Kharisma menurut Weber sebagai salah satu tipe ideal pemimpin. Pemimpin yang saya maksud bisa diterjemahkan seperti pemuka agama. Ya, pemuka agama adalah salah satu aktor yang strategis untuk menggiring opini tentang apa terjadi di Aleppo, dan mengatakan pelaku utamanya adalah pemerintah Suriah itu sendiri, dan parah pembela pemerintah Suriah adalah Syiah dan sesat. Ah dengan modal Kharisma sebagai pemuka agama ini mereka bisa membuat pengikutnya terjebak pada Argumentum ad populum ini. Selain itu ada juga media yang akan memperkeruh suasana dengan pemberitaan sensanionalnya.
Masifnya pemberitaan, masifnya informasi akan membuat seseorang begitu cepat mengamini apapun isi berita tersebut karena banyak orang yang mengamini hal yang sama. Cobalah belajar mencari berita pembanding.Orang-orang seperti ini ialah tipe orang yang lupa bahwa tak semua kebenaran yang diiyakan oleh orang lain adalah kebenaran mutlak. Ini salah satu letak yang paling mengerikan dari kesalahan berpikir semacam ini. Dan paling ironis pada kelompok-kelompok ini, mereka selalu merasa yang paling benar dan yang lain dari mereka adalah sesat.Marilah Kawan menerima realitas lain, dan jadikanlah Tuhan sebagai penuntun.
Salam dari saya pendunkung Kebenaran bukan pendukung “Basar Al-Assad” ataupun Amerika dan Sekutunya. Dapat salam juga dari Aleppo yang sbenarnya mereka sudah bebas (baik-baik saja) dari penyandra Teroris titipan yang menggunakan "Juba Agam" ,tapi sampai hari ini mereka masih tersandera dengan permainan propaganda yang ada. Mengutip Denny Siregar ; Kepahitan dalam pemikiran mu, takan mampu membuat pahit seruput ku.***
Oleh: Febri Bambuena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar