Rabu, 09 Maret 2016

Gerombolan Homovobia yang terjebak dalam bacaan purba


Setiap memulai untuk menulis saya selalu bingung harus memulai dengan kata-kata apa,sampai dengan sekarang pun saya masih bingung dengan kata apa saya akan memulai tulisan ini. Ah dimulai saja dengan kata gerombolan anak ayam yang Homovobia ini. Kanapa anak ayam ? Ha ha.
Induk ayam jika disentuh, pasti anak-anaknya (atau pipit-pipitnya) akan mengamuk walaupun mereka sebenarnya tidak berani melawan.Ada apa dengan anak-anak ayam ini ? Saya juga tidak mengerti ada apa dengan mereka.

Alangkah lucunya (banyak lucunya ), pada saat tulisan saya kemarin yang bejudul "Tulisan Usang untuk Cocoklogy Ryza Fardiansyah" itu,mengundang banyak reaksi parah netizen-netizen yang berada pada kelompok tertentu. Padahal dalam tulisan saya kemarin tidak ada satu nama pun dari mereka atau pun nama kelompok mereka yang saya sebut dalam tulisan itu. Lucu tidak ? Lucu saja biar kelihatan cocoklogy saya antara hal yang tidak lucu yang saya lucukan. Tapi tidak apa-apalah itu adalah salah satu keberhasilan tulisan saya yang mampu membuat para "sebagian" pembaca ini kebakaran jenggot dan kerutkan kening mereka. Belum 2 jam tulisan saya di publikasikan, anak-anak ayam ini mulai memperlihatkan sikap pelawanan mereka dengan sikap kekanak-kanakan mereka yang polos (mungkin). Mulai ada yang menyindir lewat status BBM dan bahkan ada yang berbisik di belakang layar. Tidak perluh saya runutkan satu-persatu nama mereka ini, lansung saja saya namakan mereka anak ayam yang homovobia. Yang saya heran kenapa masalah tulisan saya yang menanggapi pemahaman Kanda Ryza, tapi kenapa kelompok anak-anak ayam ini yang kebakaran jenggot ? Ah sudalah mungkin Ryza adalah induk mereka makanya mereka yang memperlihatkan perlawanan. 
Mulai dari yang berstatus begini, A : kritik yang membosankan. Satu pertanyaan terhadap orang ini, jika membosankan kenapa kau pikirkan ? 
Ada juga si B : Mungkin dia tidak mengerti apa itu epistemologi #Bacabukukua. Ini yang agak menarik untuk diberikan berapa pertanyan. Memang epistemologi yang kau tahu hanya yang kau paham sekarang ? Saya tidak perluh bilang kamu B harus baca buku karna sudah kelihatan dari statusmu itu kau memang jarang baca. Ada juga status dari A : hilangkan epistemologi agama, bukang baper itu ?, pertanyaan juga si A kau paham tidak orang ateis pun punya epistemologi ?, justru saya yang ragu dengan kau, mungkin yang kau paham bukan epistemologi tapi hanya alat epistimologi. Utat,di luar banyak yang punya epistemologi masing-masing  terlepas dari siapa yang paling benar. Keluarlah tanpa meninggalkan pemahaman yang sebelumya dan kenali pahaman yang bekembang di luar sana biar ada perbandingan.

24 jam RU BBM saya selalu di isi oleh anak-anak ayam ini dengan status yang menurut saya adalah sikap kekanak-kanakan, coba kalo brani lansung Ba BBM (hahaha). Dalam tidurku yang lelap,siang itu tiba-tiba gadget saya berisikan Broadcast tanggapan dari beberapa kelompok Homovobia itu. Yang pertama bila saya tidak salah dia adalah perempuan yang kuliah di UMI,yang kedua adalah tulisan dari utat Eka, dan yang terakhir Puisi dari utat Ady Ramli. Walaupun yang saya tahu tulisan-tulisan itu adalah hasil Rundingan dari kelompok anak ayam Homovobia ini. Saya hanya kasihan melihat anak-anak ayam ini memberikan tanggapan dari segi penulisan dan penyampaian yang berbeda,tapi hanya satu maksud yang sama,dalam bentuk yang berbeda. Jika itu hasil rundingan dari sekelompok maka saya lansung bisa mengukur tingkat pengetahuan sekelompok hanya dengan mengukur lewat satu tulisan.

Untuk menanggapi tiga tulisan itu, tidak perluh harus menulis tiga tulisan juga. Karena tiga tulisan itu saya rasa tidak ada bedanya dengan tulisan kanda Ryza, hanya kata-kata dan model saja yang dirubah,yang pada intinya hanya bahwa kaum LGBT itu harus di hilangkan dari muka Bumi in. Tatkala mereka merusak manusia dan agama di muka Bumi ini. Mungkin itu menurut mereka kenapa LGBT harus di musnahkan.

Untuk kalian gerombolan Homovobia, saya ingin bertanya apakah kalian pahami baik-baik tulisan saya kemarin ? Sepertinya kalian ini terjebak dengan bacaan purba kalian. Mungkin kalian butuh bantuan saya untuk menjelaskan apa yang saya maksud dalam tulisan saya itu.  Saya kasihan jadi saya ingin membantu kalian untuk keluar dari bacaan purba kalian. 
Ingat saya di situ tidak menjelaskan bahwa kaum LGBT harus di sahkan dalam undang-undang yang ada di negara kita. Karena jelas-jelas negara tidak memperbolehkan itu. Tapi yang saya maksud janganlah kita sebagai kaum hetero yang di anggap agama,ras ,dan negara sebagai orientasi yang legal, lalu kemudian menggunakan orientasi kita untuk mendiskriminasi kaum LGBT. Di situ saya hanya mencoba menawarkan hilangkan ego epistemologi agama,ras,dan orientasi seks kita, bukan mehilangkan alat epistem kita (untuk kawan). Saya tawarkan mari kita lihat mereka dengan cara kamanusiaan.  ( Memang orang yang selalu mengabaikan perasaan,pasti akan "Radikal").Mereka juga manusia sama seperti kita tidak mau di sakiti entah itu dari segi fisik dan non-fisik. Janganlah kita menghukum mereka dengan persepsi kita masing-masing. Karena yang menentukan orang masuk surga dan neraka adalah pemilik surga dan neraka pula,bukan manusia.

Mengenai Homoseksual adalah orientasi seksual yang normal. Iya itu memang orientasi yang mormal. Dan itu bukan pernyataan yang tanpa landasan saudariku Atika. Itu berlandaskan penilitian ilmuan-ilmuan yang saya baca. Coba saudari atika baca buku tentang homoseksual atau cari saja di otak om google, karena zaman digital seperti ini sangat membantu teman-teman yang sering terjebak di referensi yang purba. Kalianlah yang tidak memiliki referensi lain yang di luar ikatan agama. Saran saya perbanyak piknik ke toko buku,baca buku dan internet biar tahu perkembangan pemahaman yang di luar agama.

Mengenai HAM, saya kira teman-teman gerombolan Homovobia ini banyak yang mengambil studi hukum bahkan sudah ada yang menaruh gelar SH di belakang nama. Jika tidak tahu bedakan mana tindakan kriminal dan mana yang bukan, maka akan saya pertanyakan lagi,apa yang kalian dapat di bangku kuliahmu ?
Ingat utat-utat bahwa di tulisan saya itu tidak menyebutkan bahwa kaum sodom harus dilindungi dengan HAM. Kalian tahu apa-apa yang seharusnya di indungi oleh HAM si ? Kalo tidak tahu Maka di pertanyakan Gelar SH itu dapat dengan cara bagaimana ?, yang saya maksud ada hal-hal tertentu yang harus di lindungi oleh HAM. Yang petama untuk menjaga kelas-kelas sosial,coba utat-utat baca buku Karl Marx. Seperti diskriminasi di tempat kerja terhadap kaum Homo,pelecehan terhadap kaum homo, dan lindungan terhadap kaum homo. 
Utat Ady Ramli. Dalam puisimu itu hanyalah untaian kata-kata yang menunjukan kelemahanmu. Kau tahu tidak ? Tidak semua kaum Homo itu sodom. Sodom adalah tindakan kriminal, yang bisa di sebut sodom ketika dia melakukan pelecehan seks terhadap orang tidak suka dan anak-anak di bawah 17 tahun. Jika dia sodom bukan orientasi yang di persalahkan tapi kejiwaannya. Jika pasangan homo suka sama suka,apakah itu di sebut juga krimal dan sodom ?. Jadi apa yang menantang dengan sabda Nabi Luth ? Zaman Nabi Luth bukanlah orientasinya yang salah, tapi budaya di zaman itu. 
Perbanyaklah piknik ke toko buku, dan baca internet kawan.

Untuk utat Eka. Tidak ada perluh saya tanggapi semua tentang tulisanmu itu karna tidak ada yang menarik untuk saya. Cuman ada satu yang sangat membuat saya tertawa terbahak-bahak sampai sekrangpun saya masih tertawa. Ha ha.
Menurutmu siapa yang tidak etis, yang berstatus di BBM seperti kanak-kanak, sindir menyindir seperti bayi kecebong yang baru menemukan hal yang baru. Ataukah saya yang menyampaikan pendapat,pemahaman saya,dengan cara lewat tulisan pula yang menurut saya itu adalah tindakan yang lumrah dan etis. 
Utat jika saya ingin berkenalan dengan kanda Ryza tidak perluh dengan cara begitu saya pake jalur organisasi saya juga bisa, tapi saya bukan tipe orang yang tunduk hanya dengan sebuah kepentingan. Itu cuman masalah perbedaan pemahaman antara saya dan kanda Ryza, bukan maksud apa-apa. Karna perbedaan pemahaman itu hal yang lumrah untuk orang yang betul-betul belajar. 
Saya rasa benar apa yang di katakan oleh utat Eka bahwa berseduh dengan segelas  Kopi, lebih enak dari pada sindir-sindiran di status atau berbicara di belakang tapi takut  untuk timbul di depan. Jika masalah pemahaman saya bertolak belakang dengan kanda Ryza, kemudian menimbulkan reaksi kalian. Yang tanpa alasan. 
Saya menunggu jadwal ngopinya utat.

Salam panci.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar